Berawal dari tugas suci yg kuemban untuk membuat paper kelompok dengan tema keamanan global kontemporer,aku dan teman ku (sama2 gadis tapi dia ga seimut aku) sebut saja dia mawar, mengusulkan untuk membahas fenomena korean wave dalam menguatkan image dan posisi Korea Selatan secara global terkait konflik Korsel-Korut. Karena ngebahas korean wave so pasti ngebahas kpop,kdrama,dan sodara2nya dong. Ternyata ada beberapa teman aku yang anti banget sama korean wave ini, bahkan salah satunya mengatakan "...abis kayak banci" dan banyak penyangkalan lainnya yang sifatnya subjektif dan hanya berdasarkan ketidaksukaan mereka aka. Akhirnya niat suci ini pun diurungkan,kamu tidak jadi bahas masalah ini.
Kami pun berdiskusi lagi, kira2 topik apa ya yang cocok dibahas...ternyata para pria2 itu mengusulkan topik tentang sepakbola. Topik ini disambut meriah, bahkan walaupun ada kelemahan di sana sini napum tetap diterima dengan tangan terbuka. Aku dan temanku mawar sakit hati. Perasaan kami tertusuk sembilu, luka bernanah T_T. Kenapa kalo yang dibahas isu2 maskulin langsung ditanggapi sedangkan isu2 yang katanya "digemari gadis2 remaja seperti aku' langsung ditolak mentah-mentah tanpa dilihat konteksnya dulu.
Bingung deh sama orang2 kolot kayak mereka yang ga bisa berpikir "out of the box", pikirannya yang mainstream2 mulu...yang kedengerannya serem2...yang kayaknya ngeri2....yang bikin mereka keliatannya pintar. Semua hal harus ada di depan hidungnya dulu baru bisa diakui. Aku jadi sebel begini karena penerimaan mereka terhadap hasil pemikiran orang lain dengan gaya yang melecehkan banget. Intelektualitas aku telah dilecehkan karena tidak sejalan dengan pemikiran mereka yang maskulin, lebih tepatnya mengagung-agungkan maskulinitas.
Tapi aku akan tetap tegar menjalani hidup ini, semua pasti akan baik2 saja. Aku yakin itu (gaya Acha Septriasa)
Dukung aku terus eeaaa..........
